Selasa, 06 Desember 2016

Sistem Informasi Geografis dalam Budidaya Perairan




Review Jurnal
Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Keseesuaian Kawasan Karamba Jaring Tancap dan Rumput Laut di Perairan Pulau Bunguran Kabupaten Natuna

Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, dan Yusni IkhwanSiregar
2010
Abstrak
Pada bagian abstrak informasi yang di tuliskan lengkap, sehingga pembaca sebelum membaca jurnal keseluruhan dapat mengetahui terlebih dahulu isi jurnal tersebut penulis mencantumkan waktu penelitian dilakukan yaitu bulan juli sampai desember 2008 di daerah pulau bunguran kabupaten Natuna. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode  weighted overlay.
Pendahuluan
Salah satu Kabupaten yang terdapat di propinsi Kepulauan Riau dengan wilayah pesisir yang cukup luas adalah Kabupaten Natuna. Kabupaten ini memiliki beberapa gugusan pulau, yaitu; gugusan Jemaja, gugusan Anambas dan gugusan Bunguran. Gugusan kepulauan Bunguran terdiri dari Pulau Bunguran Besar, Pulau Midai, Pulau Subi dan Pulau Serasan (Bappeda Natuna, 2007).
Sebagian besar masyarakat di wilayah Kabupaten Natuna berpenghasilan dari aktifitas perikanan. Perkembangan karamba jaring tancap adalah wadah budidaya yang biasa digunakan tetapi belum tertata dengan baik dalam menggunakan KJT ini haruslah memilih lokasi yang sesuai dengan prasyarat, baik daya dukung lingkungan di wilayah tersebut.
Faktor yang menjadi penentu untuk saat sekarang ini lebih kepada kedekatan dengan pemukiman. Padahal dalam usaha KJT dan budidaya rumput laut terdapat beberapa parameter yang menjadi kunci keberhasilan. Selain itu seperti telah dipaparkan diatas, bahwa wilayah pesisir itu memiliki beberapa peruntukan. Oleh karenanya sangat perlu dilakukan pengidentifikasian lokasi-lokasi yang cocok dan layak secara parameter guna pengembangan usaha KJT dan budidaya rumput laut ini.

Metode Penelitian
Metode yang di pakai dalam penelitian ini yaitu metode survai. Proses penentuan kesesuaian kawasan tersebut dilakukan dengan menggunakan operasi spasial dengan memanfaatkan aplikasi SIG. Operasi spasial tersebut merupakan operasi tumpang susun (overlay), dalam prosesnya operasi tumpang susun adalah adalah suatu proses penyatuan data spasial dan merupakan salah satu fungsi efektif dalam SIG yang digunakan dalam analisa keruangan. Sedangkan metode yang digunakan adalah weighted overlay (ESRI,2007). Weighted overlay merupakan sebuah teknik untuk menerapkan sebuah skala penilaian untuk membedakan dan menidaksamakan input menjadi sebuah analisa yang terintegrasi. Weighted overlay memberikan pertimbangan terhadap factor atau kriteria yang ditentukan dalam sebuah proses pemilihan kesesuaian.

Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil kesesuaian kawasan KJT dan rumpt laut seperti pada gambar




                                                                                                            



Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dominansi kesesuai kawasan berada pada kelas sesuai yaitu sebesar 49,4%, kemudian kelas sangat sesuai sebesar 31,1% dan tidak sesuai sebesar 19,5%. Tabel berikut ini memaparkan luas danpersentase kesesuaian kawasan di perairan Pulau Bunguran.







Jika dominansi kelas kesesuaian kawasan berada pada kelas sesuai dan sangat sesuai maka dapat dikatakan bahwa hampir disepanjang garis pantai Pulau Bunguran dapat dilakukan aktifitas KJT dan rumput laut seperti keramba  jaring tancap maupun budidaya rumput laut. Berikut ini merupakan gambaran tentang kesesuaian kawasan KJT dan Rumput Laut untuk 4 desa di Pulau Kabupaten Natuna.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan keempat desa layak dilakukan aktifitas KJT karena kelas kesesuaian berada pada kelas sangat sesuai dan sesuai. Kelas kesesuaian sebesar 49,4% kemudian kelas tidak sesuai sebesar 31,1% dan tidak sesuai 19,5%.

Tidak ada komentar: