Selasa, 29 November 2016

Bio Informatika




SKRINING BAKTERI VIBRIO SP. ASLI INDONESIA SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT UDANG BERBASIS TEKHNIK 16S RIBOSOMAL DNA


Penyakit pada udang adalah salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi udang. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang tinggi dan dianggap sebagai penyebab kematian massal dalam budidaya udang di wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Sampel udang windu (Penaeus monodon) berumur sekitar 2 bulan diambil sebanyak 10 ekor dari tambak udang, demikian halnya air tambak dan air laut diambil sebanyak 1 liter dari Pulau Bengkalis, Sumatera Indonesia. Demikian juga dengan sampel udang yang diambil dari Laut Jawa di Jepara Indonesia. Sampel diambil dengan memperhatikan tingkah laku dan fisik udang dengan kondisi tidak sehat. Amplifikasi, sekuensing 16S rDNA, dan analisis bioinformatika untuk mengetahui spesies Vibrio dilakukan di Biotech Center BPPT Serpong, Banten. Hasil sequensing DNA tiap isolat bakteri dibandingkan dengan sekuen DNA pada DNA Database Bank.
Usaha yang dapat dilakukan untuk penanggulangan serangan Vibrio yaitu perlu dilakukan deteksi bakteri jenis Vibrio secara tepat, karena pada lokasi perairan yang berbeda dapat memiliki keragaman spesies Vibrio yang berbeda pula. Salah satu teknologi terbaik yang mampu mengidentifikasi spesies Vibrio adalah dengan mengetahui struktur DNA, yakni dengan teknik sekuens 16S rDNA. Dalam mempelajari bakteri Vibrio penyebab penyakit udang, teknik ini merupakan teknik yang relatif baru yang belakangan sering diterapkan karena bisa dibandingkan dengan basis data di Gen Bank untuk mengetahui kemiripan homologi DNA dengan bakteri yang sejenis.
Skrining bakteri menggunakan teknik sekuens 16S rDNA merupakan suatu teknik dalam mengidentifikasi suatu spesies organisme. Teknik ini dilakukan dengan menganalisa struktur atau susunan basa DNA yang terdapat di daerah 16S DNA. Seiring semakin berkembangnya dunia bioteknologi, usaha untuk menentukan jenis spesifik bakteri penyebab penyakit pada udang secara tepat dan efisien sangat diperlukan, guna mempermudah dalam menanggulangi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen pada budidaya tambak udang.
Saat ini, banyak ahli taksonomi mikrobiologi menerima bahwa studi molekuler, terutama analisa asam nukleat merupakan metode terbaik dan terpercaya untuk menandakan spesies dan menentukan hubungan antara organisme yang berbeda. Analisis sekuens DNA mewakili referensi terakhir untuk mengenali subtipe dalam satu spesies atau skrining mikroba. Idealnya, perbandingan di antara strain-strain dalam suatu spesies dapat diketahui melalui DNA. 

Penyakit pada udang adalah salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi udang. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang tinggi dan dianggap sebagai penyebab kematian massal dalam budidaya udang di wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Sampel udang windu (Penaeus monodon) berumur sekitar 2 bulan diambil sebanyak 10 ekor dari tambak udang, demikian halnya air tambak dan air laut diambil sebanyak 1 liter dari Pulau Bengkalis, Sumatera Indonesia. Demikian juga dengan sampel udang yang diambil dari Laut Jawa di Jepara Indonesia. Sampel diambil dengan memperhatikan tingkah laku dan fisik udang dengan kondisi tidak sehat. Amplifikasi, sekuensing 16S rDNA, dan analisis bioinformatika untuk mengetahui spesies Vibrio dilakukan di Biotech Center BPPT Serpong, Banten. Hasil sequensing DNA tiap isolat bakteri dibandingkan dengan sekuen DNA pada DNA Database Bank.
Usaha yang dapat dilakukan untuk penanggulangan serangan Vibrio yaitu perlu dilakukan deteksi bakteri jenis Vibrio secara tepat, karena pada lokasi perairan yang berbeda dapat memiliki keragaman spesies Vibrio yang berbeda pula. Salah satu teknologi terbaik yang mampu mengidentifikasi spesies Vibrio adalah dengan mengetahui struktur DNA, yakni dengan teknik sekuens 16S rDNA. Dalam mempelajari bakteri Vibrio penyebab penyakit udang, teknik ini merupakan teknik yang relatif baru yang belakangan sering diterapkan karena bisa dibandingkan dengan basis data di Gen Bank untuk mengetahui kemiripan homologi DNA dengan bakteri yang sejenis.
Skrining bakteri menggunakan teknik sekuens 16S rDNA merupakan suatu teknik dalam mengidentifikasi suatu spesies organisme. Teknik ini dilakukan dengan menganalisa struktur atau susunan basa DNA yang terdapat di daerah 16S DNA. Seiring semakin berkembangnya dunia bioteknologi, usaha untuk menentukan jenis spesifik bakteri penyebab penyakit pada udang secara tepat dan efisien sangat diperlukan, guna mempermudah dalam menanggulangi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen pada budidaya tambak udang.



Daftar Pustaka 
Felix, F., T. T. Nugroho, S. Silah dan Y. Octavia. Skrining Bakteri Vibrio Sp. Asli Indonesia Sebagai Penyebab Penyakit Udang Berbasis Tekhnik 16s Ribosomal Dna. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 3(2): 85-99.          
 

View Full Article